Beraneka jajanan tradisional menjadi hidangan khas Ramadan, khususnya sebagai pelengkap menu berbuka puasa.
Seperti di Banyuwangi, Jawa Timur, tersedia jajanan kue patola sebagai kue khas daerah ini karena merupakan warisan turun temurun sejak puluhan tahun silam.
Pada bulan puasa kue ini banyak dicari sebab banyak penduduk yang menggemari kue yang bisa disantap ketika berbuka puasa. Selain rasanya lezat, kue berwarna merah, putih dan hijau ini harganyapun sangat terjangkau hanya Rp3.000 untuk satu kotaknya.
Kue patola pun menjadi berkah bagi para pembuat kue tahunan ini selama bulan puasa. Salah satunya dirasakan oleh Ibu Sari (45) penduduk Kelurahan Singoturunan, Banyuwangi, Jawa Timur.
Menurut ibu Sari, dia mengolah jajanan kue patola hanya pada waktu bulan Ramadan. Walaupun proses pembuatannya menghabiskan waktu lama, namun pendapatan dari penjualan kue ini cukup memuaskan.
Cara pembuatannya adalah terlebih dahulu beras direndam semalaman kemudian ditiriskan sampai mengering. Lalu beras digiling sampai menjadi tepung setelah itu direbus setengah matang hingga satu jam. Aduk beras secara perlahan dan berubah menjadi adonan bubuhkan pewarna agar terlihat menarik.
Adonan kemudian dicetak dengan memakai cetakan khusus kue patola. Hasil cetakan tersebut seperti mi dan ditaruh di atas daun pisang. Setiap lembaran daun pisang terdapat 10 biji patola. Lalu, kukus adonan patola hingga satu jam lebih hingga memperoleh tekstur kue yang sempurna.
“Harus memakai daun pisang sebagai bungkus kue ini ketika dikukus agar menimbulkan aroma harum yang alami,” ungkap Sari.
Jajanan kue patola diolah dengan proses tradisional, yaitu memakai tungku kayu bakar. Dalam bulan Ramadan, setiap hari Farida membuat kue ini dari mulai subuh sampai menjelang maghrib.
“Setiap hari saya biasa menghabiskan hingga 20 kilogram beras sebagai bahan baku kue patola ini,” tuturnya.
Kuliner tahunan yang merupakan warisan turun temurun masyarakat Banyuwangi selalu dibuat para warga setempat di dapurnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar